MASA REMAJA
Kalau
kita berbicara tentang remaja, mungkin akan terbayang dalam benak kita
tentang anak-anak manusia yang berada dalam masa-masa menyenangkan,
ceria, penuh canda, semangat, gejolak keingintahuan, pencarian identitas
diri dan emosi. Remaja adalah anak manusia yang sedang tumbuh selepas
masa anak-anak menjelang dewasa.
Dalam
masa ini tubuhnya berkembang sedemikian pesat dan terjadi
perubahan-perubahan dalam wujud fisik dan psikis. Badannya tumbuh
berkembang menunjukkan tanda-tanda orang dewasa, perilaku sosialnya
berubah semakin menyadari keberadaan dirinya, ingin diakui, dan
berkembang pemikiran maupun wawasannya secara lebih luas. Mungkin kalau
kita perkirakan umur remaja berkisar antara 13 tahun sampai dengan 25
tahun. Pembatasan umur ini tidak mutlak, dan masih bisa diperdebatkan.
Masa
remaja adalah saat-saat pembentukan pribadi, dimana lingkungan sangat
berperan. Kalau kita perhatikan ada empat faktor lingkungan yang
mempengaruhi remaja, yaitu lingkungan keluarga, sekolah, teman pergaulan
dan dunia luar. Lingkungan yang dibutuhkan oleh remaja adalah
lingkungan yang islami, yang mendukung perkembangan imaji mereka secara
positif dan menuntun mereka pada kepribadian yang benar. Lingkungan yang
islami akan memberi kemudahan dalam pembinaan remaja.
PEMBINAAN REMAJA MELALUI MASJID
Pembinaan
remaja dalam Islam bertujuan agar remaja tersebut menjadi anak yang
shalih; yaitu anak yang baik, beriman, berilmu, berketerampilan dan
berakhlak mulia. Anak yang shalih adalah dambaan setiap orangtua muslim
yang taat. Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
Apabila
anak Adam mati, maka semua amalnya terputus, kecuali tiga: shadaqah
jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak yang shalih yang mendoakannya.
(HR. Muslim).
Untuk
membina remaja bisa dilakukan dengan berbagai cara dan sarana, salah
satunya melalui Remaja Masjid. Yaitu suatu organisasi atau wadah
perkumpulan remaja muslim yang menggunakan Masjid sebagai pusat
aktivitas. Remaja Masjid merupakan salah satu alternatif pembinaan
remaja yang terbaik. Melalui organisasi ini, mereka memperoleh
lingkungan yang islami serta dapat mengembangkan kreatitivitas.
Remaja
Masjid membina para anggotanya agar beriman, berilmu dan beramal shalih
dalam rangka mengabdi kepada Allah subhanahu wa ta’ala untuk mencapai
keridlaan-Nya. Pembinaan dilakukan dengan menyusun aneka program yang
selanjunya ditindaklanjuti dengan berbagai aktivitas. Remaja Masjid yang
telah mapan biasanya mampu bekerja secara terstruktur dan terencana.
Mereka menyusun Program Kerja periodik dan melakukan berbagai aktivitas
yang berorientasi pada: keislaman, kemasjidan, keremajaan, keterampilan
dan Keilmuan.
Mereka
juga melakukan pembidangan kerja berdasarkan kebutuhan organisasi, agar
dapat bekerja secara efektif dan efisien. Beberapa bidang kerja
dibentuk untuk mewadahi fungsi-fungsi organisasi yang disesuaikan dengan
Program Kerja dan aktivitas yang akan diselenggarakan, di antaranya:
1. Administrasi dan Kesekretariatan.
2. Keuangan.
3. Pembinaan Anggota.
4. Perpustakaan dan Informasi.
5. Kesejahteraan Umat.
6. Kewanitaan.
1. Administrasi dan Kesekretariatan.
2. Keuangan.
3. Pembinaan Anggota.
4. Perpustakaan dan Informasi.
5. Kesejahteraan Umat.
6. Kewanitaan.
KUANTITAS DAN KUALITAS ANGGOTA REMAJA MASJID
Organisasi
adalah alat untuk mencapai tujuan. Pencapaian tujuan memerlukan
perjuangan yang sungguh-sungguh dengan memanfaatkan segenap sumber daya
dan kemampuan. Dalam perjuangan dibutuhkan kesabaran tanpa batas, hanya
bentuknya saja yang mengalami perubahan.
Perjuangan
yang dilakukan Remaja Masjid adalah dalam kerangka da’wah islamiyah,
yaitu perjuangan untuk menyeru umat manusia kepada kebenaran yang
datangnya dari Allah subhanahu wa ta’ala. Ada pertarungan antara yang
haq dengan yang bathil. Dimana telah diketahui bahwa kebenaran, insya
Allah, akan mampu mengalahkan kebathilan. Namun perlu diingat, bahwa di
dunia ini kebathilan yang terorganisir juga memiliki peluang untuk dapat
mengalahkan kebenaran yang tidak terorganisir. Karena itu, dalam
perjuangan melawan kebathilan perlu persiapan yang sungguh-sungguh dan
tertata dengan rapi, seperti bunyanun marshush .
Untuk
membentuk bangunan yang tersusun kokoh (bunyanun marshush) diperlukan
organisasi dan management yang tangguh serta didukung sumber daya
manusia (SDM) yang mencukupi dan berkualitas. Perekrutan (recruitment)
dan kaderisasi anggota sangat diperlukaan oleh Remaja Masjid dalam
meningkatkan kuantitas dan kualitas anggotanya. Hal ini dilakukan untuk
menjamin kelangsungan aktivitas dan misi organisasi dalam menda’wahkan
Islam. Bertambahnya anggota akan menambah semangat dan tenaga baru,
sedang tersedianya kader-kader yang berkualitas akan mendukung suksesnya
estafet kepemimpinan organisasi.
Remaja
muslim adalah unsur utama organisasi Remaja Masjid Keberadaan dan
keterlibatan mereka dalam organisasi dapat dibedakan sebagai kader,
aktivis, partisipan dan simpatisan. Pengurus perlu meningkatkan
kuantitas dengan melakukan:
a.Melakukan pendaftaran (regristerasi) anggota.
b.Mendaftar remaja muslim warga baru.
c.Melakukan penyadaran kepada remaja muslim yang belum menjadi anggota, agar mereka mau bergabung dalam wadah bersama.
a.Melakukan pendaftaran (regristerasi) anggota.
b.Mendaftar remaja muslim warga baru.
c.Melakukan penyadaran kepada remaja muslim yang belum menjadi anggota, agar mereka mau bergabung dalam wadah bersama.
Peningkatan
kualitas yang dilakukan adalah untuk meningkatkan keimanan, keilmuan
dan amal shalih mereka. Hal itu dilakukan dengan melakukan proses
kaderisasi yang dilakukan secara serius, sistimatis dan berkelanjutan,
melalui jalur: pelatihaan, kepengurusan, kepanitiaan dan aktivitas .
Dalam proses perkaderan dilakukan upaya-upaya penanaman nilai-nilai,
akhlaq, intelektualitas, profesionalisme, moralitas dan integritas
Islam. Sehingga diperoleh kader ideal Remaja Masjid yang memiliki profil
: remaja muslim yang beriman, berilmu dan berakhlaq mulia yang mampu
beramal shalih secara profesional serta memiliki fikrah Islam yang
komprehensif.
HUBUNGAN ANTARA TA’MIR DAN REMAJA MASJID
Ta’mir
Masjid adalah organisasi yang mengurus seluruh kegiatan yang ada
kaitannya dengan Masjid, baik dalam membangun, merawat maupun
memakmurkannya, termasuk usaha-usaha pembinaan remaja muslim di sekitar
Masjid. Pengurus Ta’mir Masjid harus berupaya untuk membentuk Ramaja
Masjid sebagai wadah aktivitas bagi remaja muslim. Dengan adanya Remaja
Masjid tugas pembinaan remaja muslim akan menjadi lebih ringan. Pengurus
Ta’mir Masjid, melalui Bidang Pembinaan Remaja Masjid, tinggal memberi
kesempatan dan arahan kepada Remaja Masjid untuk tumbuh dan berkembang,
serta mampu beraktivitas sesuai dengan nilai-nilai Islam.
Remaja
Masjid merupakan anak organisasi (underbouw) Ta’mir Masjid, karena itu,
dalam aktivitasnya perlu menyelaraskan dengan aktivitas Ta’mir Masjid,
sehingga terjadi sinergi yang saling menguatkan. Meskipun demikian,
Remaja Masjid adalah organisasi otonom yang relatif independen dalam
membina anggotanya. Remaja Masjid dapat menyusun program, menentukan
bagan dan struktur organisasi serta memilih pengurusnya sendiri. Karena
itu, para aktivisnya memiliki kesempatan untuk berkreasi, mengembangkan
potensi dan kemampuannya serta beraktivitas secara mandiri.
SIKAP DAN PERILAKU AKTIVIS REMAJA MASJID
Sebagai
generasi muda muslim pewaris Masjid, aktivis Remaja Masjid seharusnya
mencerminkan muslim yang memiliki keterikatan dengan tempat beribadah
umat Islam tersebut. Sikap dan perilakunya islami, sopan-santun dan
menunjukkan budi pekerti yang mulia (akhlaqul karimah). Pemikiran,
langkah dan tindak-tanduknya dinafasi oleh nilai-nilai Islam. Mereka
berkarya dan berjuang untuk menegakkan kalimat Allah dalam rangka
beribadah mencari keridlaan-Nya. Allah subhanahu wa ta’ala menjadi
tujuannya, dan Rasulullah menjadi contoh tauladan dan sekaligus
idolanya. Gerak dan aktivitasnya berada dalam siklus: beriman, berilmu,
beramal shalih dan ber’amar ma’ruf nahi munkar, menuju kesuksesan dan
kebahagiaan fid dunya wal akhirah.
Beberapa
sikap dan perilaku praktis yang perlu diperhatikan aktivis Remaja
Masjid berkaitan dengan aktivitasnya di Masjid, antara lain adalah:
1.Menyadari sebagai pemakmur Masjid.
2.Mengamalkan adab sopan santun di Masjid.
3.Rajin melaksanakan shalat berjama’ah di Masjid.
4.Berpakaian yang islami.
5.Menjaga pergaulan antara laki-laki dan perempuan.
6.Mengembangkan kepribadian yang menarik.
7.Rajin menuntut ilmu.
8.Berusaha terlibat dalam kepengurusan Remaja Masjid.
1.Menyadari sebagai pemakmur Masjid.
2.Mengamalkan adab sopan santun di Masjid.
3.Rajin melaksanakan shalat berjama’ah di Masjid.
4.Berpakaian yang islami.
5.Menjaga pergaulan antara laki-laki dan perempuan.
6.Mengembangkan kepribadian yang menarik.
7.Rajin menuntut ilmu.
8.Berusaha terlibat dalam kepengurusan Remaja Masjid.
JENIS-JENIS AKTIVITAS REMAJA MASJID
Sebagaimana
telah kita ketahui, bahwa Remaja Masjid adalah organisasi yang
menghimpun remaja muslim yang aktif datang dan beribadah shalat
berjama’ah di Masjid. Karena keterikatannya dengan Masjid, maka peran
utamanya tidak lain adalah memakmurkan Masjid. Ini berarti, kegiatan
yang berorientasi pada Masjid selalu menjadi program utama. Di dalam
melaksanakan perannya, Remaja Masjid meletakkan prioritas pada
kegiatan-kegiatan peningkatan keislaman, keilmuan dan keterampilan
anggotanya.
Aktivitas
Remaja Masjid yang baik adalah yang dilakukan secara terencana,
kontinyu dan bijaksana; disamping itu juga memerlukan strategi, metode,
taktik dan teknik yang tepat. Untuk sampai pada aktivitas yang baik
tersebut, pada masa sekarang diperlukan pemahaman organisasi dan
management yang baik pula. Adapun jenis-jenis aktivitas Remaja Masjid
adalah:
1. Berpartisipasi dalam memakmurkan Masjid.
2. Melakukan pembinaan remaja muslim.
3. Menyelenggarakan proses kaderisasi umat.
4. Memberi dukungan pada penyelenggaraan aktivitas Ta’mir Masjid.
5. Melaksanakan aktivitas da’wah dan sosial.
1. Berpartisipasi dalam memakmurkan Masjid.
2. Melakukan pembinaan remaja muslim.
3. Menyelenggarakan proses kaderisasi umat.
4. Memberi dukungan pada penyelenggaraan aktivitas Ta’mir Masjid.
5. Melaksanakan aktivitas da’wah dan sosial.
MENGATASI KONFLIK INTERNAL REMAJA MASJID
Konflik
internal yang disebabkan adanya perbedaan ide, persepsi ataupun
motivasi dapat saja terjadi dalam setiap organisasi, tidak terkecuali
pada organisasi Remaja Masjid. Perbedaan pendapat memang sesuatu yang
biasa dalam berorganisasi. Dalam batas-batas tertentu kadang diperlukan,
terutama untuk mendapatkan pembanding atau alternatif dalam pengambilan
keputusan (decision making). Namun, perbedaan pendapat yang tidak
terkendali dapat menyebabkan perpecahan yang mengganggu aktivitas,
karena dapat mengakibatkan terjadinya perselisihan (konflik) di antara
Pengurus Remaja Masjid maupun dengan anggotanya.
Untuk
menghindari terjadinya konflik internal dalam Remaja Masjid bisa
dilakukan dengan memupuk ukhuwah islamiyah (persaudaraan berdasarkan
keyakinan yang sama terhadap Islam). Rasa bersaudara sesama muslim harus
melembaga dan menafasi kehidupan organisasi Remaja Masjid, sehingga
para anggota dapat merasakannya.
Disamping
pemupukan rasa ukhuwah islamiyyah, secara teknis juga perlu adanya
aturan main dalam berorganisasi. Aturan main utama dan paling penting
adalah adanya ketaatan pada pemimpin serta kesadaran mau kembali kepada
Allah dan Rasul-Nya, artinya menggunakan Al Quraan dan As Sunnah sebagai
tempat ruju’.
Selanjutnya, dibuat aturan-aturan teknis yang mengatur kehidupan berorganisasi secara bersama, yaitu: Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan Pedoman-pedoman Organisasi yang lainnya. Selain aturan formal tersebut, dalam kegiatan sehari-hari dikembangkan sikap toleran dalam berdiskusi, saling menghargai pendapat orang lain meskipun itu berbeda. Juga perlu dikembangkan teknik bermusyawarah yang baik dan sesuai dengan nilai-nilai Islam.
Seandainya konflik itu tetap terjadi, maka perlu diupayakan adanya perdamaian (ishlah) antara masing-masing pihak yang berselisih. Upaya pengishlahan ini dapat dilakukan baik secara internal organisasi Remaja Masjid maupun dengan bantuan Ta’mir Masjid.
Selanjutnya, dibuat aturan-aturan teknis yang mengatur kehidupan berorganisasi secara bersama, yaitu: Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan Pedoman-pedoman Organisasi yang lainnya. Selain aturan formal tersebut, dalam kegiatan sehari-hari dikembangkan sikap toleran dalam berdiskusi, saling menghargai pendapat orang lain meskipun itu berbeda. Juga perlu dikembangkan teknik bermusyawarah yang baik dan sesuai dengan nilai-nilai Islam.
Seandainya konflik itu tetap terjadi, maka perlu diupayakan adanya perdamaian (ishlah) antara masing-masing pihak yang berselisih. Upaya pengishlahan ini dapat dilakukan baik secara internal organisasi Remaja Masjid maupun dengan bantuan Ta’mir Masjid.
Sesungguhnya
orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara
kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat
rahmat. (QS 49: 10, Al Hujuraat)
JARINGAN ORGANISASI REMAJA MASJID
Remaja
Masjid biasanya menghimpun para remaja muslim yang berdomisili di
sekitar Masjid. Banyak Masjid yang mendirikan organisasi ini sebagai
wadah aktivitas generasi muda, sehingga muncullah ribuan organisasi
Remaja Masjid. Ini adalah potensi yang sangat besar dalam menggapai
Kebangkitan Islam (the revival of Islam) di abad ke-15 Hijriyyah yang
telah dicanangkan umat Islam dalam KTT Islam pertama di Rabbat, Marokko,
tahun 1969.
Untuk
mendayagunakan potensi Remaja Masjid bagi kemaslahatan umat Islam,
langkah yang perlu dilakukan di antaranya adalah dengan meningkatkan
peran sosialnya. Peran ini akan dapat optimal apabila mereka
dipersatukan dalam suatu asosiasi Remaja Masjid dengan membentuk suatu
organisasi gabungan atau asosiasi yang merupakan forum komunikasi,
koordinasi dan kerja sama antar Remaja Masjid. Forum ini menyatukan
kegiatan-kegiatan Remaja Masjid dalam asosiasinya dengan menyelengarakan
aktivitas bersama.
Asosiasi
Remaja Masjid bisa dibentuk pada tingkat lokal, regional maupun
nasional. Pada tingkat lokal, bisa menghimpun organisasi-organisasi
Remaja Masjid lingkup kecamatan maupun tingkat kota / kabupaten, untuk
tingkat wilayah merupakan koordinasi dari suatu provinsi, sedang untuk
tingkat nasional mengkoordinasikan seluruh Remaja Masjid dalam suatu
negara. Struktur organisasinya bisa terdiri dari tingkat kecamatan
(Pengurus Cabang), tingkat kota / kabupaten (Pengurus Daerah), tingkat
Provinsi (Pengurus Wilayah) dan tingkat nasional (Pengurus Pusat).
Saat
ini BKPRMI adalah merupakan asosiasi terbesar dalam menghimpun Remaja
Masjid di Indonesia, dengan aktivitas dari tingkat lokal hingga
nasional. Sebagai suatu organisasi yang menghimpun pemuda dan remaja
Masjid, Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) dapat
menjadi suatu alternatif dalam menyatukan organisasi-organisasi Remaja
Masjid di Indonesia. Sudah selayaknya organisasi-organisasi Remaja
Masjid bergabung dalam BKPRMI, agar da’wah yang diselenggarakan dapat
berlangsung efektif dan berdampak luas. Beberapa program seperti
pelatihan, bakti sosial, musabaqah tilawatil quraan (MTQ), event
perlombaan, seminar, peningkatan keterampilan, perumusan pedoman-pedoman
organisasi Remaja Masjid, work shop, temu kader dan lain sebagainya,
apabila digarap dengan baik akan memberi dampak positif yang luas bagi
kemajuan da’wah islamiyah. (berjamaah.com)
0 komentar:
Post a Comment